LAPORAN PRAKTIKUM
KESEHATAN TERNAK NON RUMINANSIA
(VAKSINASI)
Oleh:
Lukmanul Hakim
Nim : C3 110 430
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PETERNAKAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2010/2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Vaksin adalah mikroorganisme yang dilemahkan dan apabila diberikan kepada ternak tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan untuk merangsang pembentukan antibody (zat kebal) yang sesuai dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap satu peyakit tertentu. Dan hasil nyata yang akan diperoleh dari program vaksinasi adalah tingkat kesehatan dan produktivitas. Macam macam vaksin :
Vaksin aktif (live vaccine) adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan hidup, tetapi sudah dilemahkan, yang akan tumbuh dan berkembang baik dalam tubuh induk semang yang divaksin. Vaksin inaktif (killed vaccine) adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan mati (dimatikan), biasanya di dalamnya dicampurkan atau ditambahkan oil adjuvant
Faktor yang dapat menyebabkan kualitas vaksin menurun :
- Penyimpanan tidak sempurna (tidak pada suhu 2-8°C)
- Terkena sinar ultraviolet (sinar matahari secara langsung)
- Tercemar bahan-bahan kimia seperti desinfektan, kaporit, detergent dan lain sebagainya
- Pengenceran yang berlebihan sewaktu digunakan
- Tercemar logam-logam berat seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan Hg (air raksa)
Vaksin yang banyak beredar di lapangan dan banyak digunakan pada ayam umumnya untuk mencagah penyakit yang disebabkan oleh virus (karena virus tahan terhadap obat antibiotika). Vaksin tersebut antara lain vaksin AI, gumboro, ND, cacar, IB,dan mareks. Ada juga beberapa vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti vaksin kolera dan coryza.
BAB 2
ALAT DAN BAHAN
· ALAT
ü Vaksin
ü Jarum suntik
ü Tisu
· BAHAN
ü Ayam
BAB 3
METODOLOGI
Vaksinasi melalui tetes mata (intraocular), hidung (intranasal), dan mulut
Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam yang berumur di bawah 1 minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh antibody maternal (bawaan dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga karena dilakukan per ekor ayam, tetapi kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat dan merata untuk setiap ayam. Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi sebaiknya dilakukan secara bersama-sama (lebih dari dua orang). Langkah-langkah pelaksaaannya adalah sebagai berikut:
- Pelarut dimasukkan ke dalam botol vaksin setengahnya, kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai berbuih
- Campuran larutan dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam botol pelarut dan kocok lagi perlahan agar tercampur rata
Teteskan satu persatu pada ayam melalui mata atau hidung atau mulut, jangan tergesa-gesa tunggu sampai betul-betul masuk
Vaksinasi dengan cara penyuntikan
Vaksinasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin, lokasi penyuntikan dapat di daerah di bawah kulit (subcutan) yaitu pada leher bagian belakang sebelah bawah dan pada otot (intramuscular) yaitu pada otot dada atau paha. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
- Alat suntik yang akan dipakai harus bersih dari sisa pemakaian sebelumnya, kemudian lepaskan bagian-bagian alat suntik dan sterilkan lebih dulu dengan cara direbus selama 30 menit dihitung mulai saat air mendidih
- Kocok terlebih dahulu vaksin dengan hati-hati hingga tercampur rata (homogen) sebelum digunakan
- Suntikkan vaksin pada ayam dengan hati-hati sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan. Untuk 1000 dosis vaksin dilarutkan dalam 500 cc aquades, untuk 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 cc aquades dan demikian seterusnya. Setiap ekor ayam disuntik dengan dosis 0,5 cc pada otot dada
Vaksinasi dengan cara penyuntikan harus dilakukan sevara hati-hati. Bila dilakukan dengan ceroboh mengakibatkan kegagalan dan akan berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin terjadi antara lain ayam menjadi stress sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan, leher terpuntir (tortikolis), terjadinya abses (kebengkakan) pada leher, terjadi infeksi bakteri secara campuran dan ayam menjadi mengantuk kurang bergairah.
BAB 4
HASIL PENGAMATAN
NO | Umur | Jenis vaksin | Dosis | Metode (cara) |
1 | 3 bulan | laktosa | O,5 ml | Injeksi |
Cara kerja : vaksin dicampur dengan air yang sudah di sediakan oleh pabrik tersebut, dan pencampuran vaksin tersebut sudah sama yang perbandingannya, kemudian campur sampai rata atau dipindah satu botol ke botol yang lain selama 3 kali perpindahan, kemudian setelah tercampur rata, kemudian vaksin diambil dengan jarum suntik lalu suntikan kea yam di bagian dada, dan penyuntikan harus hati hati jangan sampai mengenai tulang dari ayam, dan tidak boleh juga terlalu pendek ketika menyuntik di kawatirkan vaksin tidak masuk ke ayam tersebut, penyuntikannya yang benar adalah di dagingnya, biasanya penyuntikan ini dilakukan dibagian paha, dada dan leher pada ayam. Serta ketika menyuntik jarum dalam kemiringan 45˚ agar memasukkannya lebih gampang.
No | Umur | Jenis vaksin | Dosis | Metode (cara) |
1 | 3 bulan | laktosa | 0,5 ml | Cekok |
Cara kerja : Keterangan : Vaksin dicampur dengan cairan yaitu berupa aquades, yang sudah ada dari pabrik tersebut, kemudian dikocok, setelah kedua cairan tercampur rata kemudian cairan tersebut diambil dengan alat suntik, kemudian jarum dilepas dan selanjutya masukkan kedalam mulut ayam usahakan waktu penyemprotan tepat pada dinding tenggorokan hal ini supaya ayam tidak tersedak.
No | Umur | Dosis | Jenis vaksin | Metode |
1 | 3 bulan | 1 sampai 3 tetes | ND Hisser B 1 | Tetes mata dan hidung |
Keterangan : Vaksin yang masih beku kering dicairkan dahulu kemudian dicampur dengan larutan, dengan perbandinan 1:1 kemudian dikocok seperti angka delapan supaya kedua cairan itu bisa bercampur merata, setelah tercampur cairan tersebut bisa langsung diteteskan (digunakan) kemata, hidung.
BAB 5
PEMBAHASAN
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan ternak untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif.
Dengan adanya vaksin sangat membantu para peternak untuk meningkatkan system kekebalan tubuh pada hewan ternaknya,sehingga ternak kuat terhadap serangan penyakit, pemberian vaksin ibarat kita membuat benteng untuk menahan serangan lawan sehingga kita memiliki kekuatan untuk menahan serangan tersebut.ada beberapa cara untuk melakukan vaksinasi salah satunya dengan injeksi,tetes,dan cekok,semua cara tersebut baik untuk dilakukan tinggal bagaimana kita melaksanakan..
Adapun berapa perbedaan-perbedaan dari vaksin, hal tersebut bisa kita lihat dari segi pemberian pada umur, metode pemberian dan dosis yang diberikan. Dan pada praktikum kali ini kita melakukan metode yang kita sebut dengan Live metode ini meliputi pemberian vaksin melalui beberapa cara diantaranya adalah tetes pada hidung, tetes pada mata, injeksi, dan metode cekok. Dari keempat cara tersebut tentunya ada tujuan dan memiliki peranan yang sama tergantung kita saja lebih mantep yang mana. Hal yang membedakan pada pemberian dosis karena hal ini sangat perlu diperhatikan terutama dilihat dari usia ternak tersebut. Hal ini karena virus yang menyerang pada usia saat ini tidak akan sama dengan yang menyerang pada usia berikutnya. Akan tetapi yang harus di perhatikan juga adalah cara menyimpan dan memberikan vaksin pada ayam, banyak peternak yang salah menggunakan vaksin karena cara penyimpanan dan cara pemakaiannya. Vaksin tidak boleh terkena sinar matahari langsung dan cara pemakaian harus diperhatikan, tetapi cara pemakaian vaksin biasanya sudah tertera pada label dari vaksin tersebut.
BAB 6
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum bahwasannya saya dapat mengetahui tata cara menggunakan vaksin dan mencampur vaksin dengan benar, serta vaksin memberi pengaruh besar pada kekebalan tubuh ayam. Hal ini harus di perhatikan dengan benar benar supaya tidak ada kesalahan ketika kita beternak ayam.
0 komentar:
Post a Comment