Pendahuluan
Perkembangan usaha dunia peternakan sudah semakin nyata
dan digemari oleh masyarakat, keadaan ini didukung
dengan peningkatan permintaan produksi peternakan, seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk, tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi bagi pertumbuhan dan
kesehatan tubuh manusia. Jumlah permintaan yang semakin tinggi,
memberikan peluang besar bagi para peternak untuk mengembangkan usaha guna
memenuhi kebutuhan yang meningkat dalam meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Keberhasilan usaha ayam
ditentukan tiga faktor, diantaranya pakan, manajemen, dan bibit. Kesalahan dari segi manajemen
pemeliharaan akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit yang akan berakibat
produksi yang dihasilkan tidak maksimal. Oleh sebab itu, bagi produsen diharapkan mampu menjadi sumber
daya manusia sebagai pimpinan unit produksi untuk memanfaatkan segala serta
mengaplikasikan peternakan secara terpadu.
Dalam
pemeliharaan ternak, pakan sering menjadi kendala untuk menjalani usaha
peternakan. Selain harga pakan yang mahal pakan termasuk biaya yang paling
banyak pengeluarannya, bahkan biaya pakan mencapai 60-70 % dibandingkan biaya
lainnya. Sehingga diperlukan upaya untuk menutupi biaya pakan untuk mengurangi
biaya pengeluaran.
Tujuan
Untuk
mengetahui perbedaan pakan yang di mixer secara manual dan mesin
Alat dan Bahan
Ø Alat
ü Sekop
ü Timbangan
ü Sak
ü Mesin mixer horizontal
Ø Bahan
ü Konsentrat ayam petelur 33%
ü Jagung 9 %
ü Separator 12 %
Metode praktikum
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.
Timbang bahan pakan
3.
Campur dari pakan yang terbanyak
4.
Campur
5.
Pengepakan
6.
Pakan jadi
Hasil
dan Pembahasan
Pencampuran
merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat
suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat,
padat-padat, maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak lebih banyak disebut fase kontinyu dan yang lebih sedikit
disebut fase disperse.(Fellows,
1988) Menurut Kusdarini (1997), tujuan pencampuran dengan menggunakan
alat pencampur adonan (mixer) adalah untuk memperoleh adonan yang elastis
dan menghasilkan pengembangang yang diinginkan. Alat pencampur ini terdiri dari
tempat untuk menampung bahan.
Kualitas pakan yang pencampurannya
menggunakan mesin mixer tentu lebih bagus dibandingkan yang pencampuran secara
manual. Pencampuran menggunkan mesin ini kita lihat lebih capat dan hasil pakan
yang di campur juga homogen merata partikel partikel pakan menyatu dengan pakan
yang lainnya hingga pencampuran antara bahan satu dan bahan lainnya sudah tidak
terlihat, bahwasannya pakan bekatul konsentrat sudah tidak terlihat lagi, hal
ini karna kerja mesin sangat bagus sekali dalam sistem pencampurannya. Dan
waktu yang kita butuhkan juga sangat singkat sekali untuk mencampur hingga
homogeny, kemudian tenaga kerja tidak membutuhkan benyak.
Pencampuran secara manual
membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan tenaga kerja yang cukup
menguras tenaga, pencampuran secara manual sendiri homogennya tidak sama dengan
yang di campur dengan mesin ikatan antara pakan yang satu dengan pakan yang
lainnya masih terlihat dan masih bisa di bedakan secara kasat mata. Hal ini
karena disebabkan kerja manusia sangat minim untuk mencampur hingga sedemikian
rupa karna alat yang digunakan hanya sekop dan manusia tidak ada buantuan lat
yang lainnya sehingga hasil yang terjadi juga sangat minim sekali tidak
semaksimal seperti menggunakan teknologi pencampuran (mixer) dengan mesin
tersebut.
Untuk kualitas tentunya lebih baik
mixer dengan menggunakan mesin karena faktor homogen sangat mempengaruhi
kualitas, terlihat dari ikatan pakan yang sudah di jabarkan diatas kemudian
dikorelasikan dengan peletabilitas bahwasannya sifat ayam jika makan cenderung itu pilih pilih yang berwarna kuning, maka
dari itu jika pakan tersebut homogen maka ayam tidak bisa memilih dan pakan
yang di kasihkan ke ayam kemungkinan ayam tidak bisa memilih lagi , dan jika
pencampuran pakan belum atau homogennya terbatas maka ayam akan mimilih dan
memilah pakan yang di kasihkan peternak jadi kemungkinan ada pakan yang tidak
disukai ayam tersebut dan pakan tidak di makan oleh ayam. Dan kemungkinan pakan
yang tidak sehomogen yang dicampur dengan mixer bisa juga daya simpan lebih
pendek dari pada yang di campur dengan mesin, karena disini ada jamur dan
mikroba yang lain yang menyerang pakan tersebut
Kesimpulan
Dari hasil praktikum kita dapat
menilai bahwasannya system pencampuran akan mempengaruhi kualitas bahan pakan
tersebut. Dan pencampuran yang paling bagus dan sangat homogen adalah dengan
menggunakan mesin dari pada dengan yang manual.
0 komentar:
Post a Comment